Sunday, April 21, 2013

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


stain

1. Pengertian Psikologi Perkembangan

Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu sesuatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.
Beberapa definisi psikologi perkembangan:

a. Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro dalam psikologi perkembangan: “Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada relsi antara kepribadian dan perkembangan”.
b. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam Psikologi Anak: “Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa”.
c. Dalam Encylopedia International: “Psikologi perkembangan adalah suatu cabang dari psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang perilaku anak. Secara historis titik berat pembahasannya pada penganalisaan elemen-elemen perilaku anak yang dimungkinkan akan menjadi syarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks.
Dari beberapa definisi dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana tentang pengertian psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.

2. Istilah Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan
Tumbuh adalah berbeda dengan berkembang. Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun rohaniah, terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju ke arah kesempurnaan, yaitu bagian pribadi material yang kuantitatif dan bagian pribadi fungsional yang kualitatif. Bagian pribadi material yang kuantitatif mengalami pertumbuhan, sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami perkembangan.
b. Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang kualitatif daripada setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah misalnya:
1. Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh.
2. Fungsi sensoris pada alat-alat indra.
3. Fungsi neorotik pada sistem saraf.
4. Fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis.
5. Fungsi pernafasan pada alat pernafasan.
6. Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi.
7. Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan.
Sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan misalnya:
1. Fungsi perhatian.
2. Fungsi pengamatan.
3. Fungsi tanggapan.
4. Fungsi ingatan.
5. Fungsi fantasi.
6. Fungsi pikiran.
7. Fungsi perasaan.
8. Fungsi kemauan.
Sebenarnya istilah pertumbuhan dan perkembangan ada kesamaannya, yaitu setidak-tidaknya kedua istilah tersebut menunjukkan adanya proses tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan menuju ke depan (taraf yang lebih tinggi), serta tidak dapat begitu saja diulang kembali. Istilah perkembangan adalah suatu proses perubahan yang lebih dapat mencerminkan sifat-sifat mengenai gejala psikologis yang tampak.
3. Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Ruang lingkup dari pembahasan psikologi perkembangan meliputi:
a. Cabang dari psikologi.
b. Objek pembahasannya ialah perilaku atau gejala jiwa seseorang.
c. Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.
Adapun gejala jiwa atau perilaku manusia dalam ruang lingkup lain, dibahas oleh psikolog-psikolog yang lebih bersifat khusus, yang secara ilmiah mendasarkan pada hasil penemuan-penemuan empiris antara lain:
- Psikologi faal - Psikologi pendidikan
- Psikologi abnormal - Psikologi klinis
- Psikologi belajar - Psikologi sosial
- Psikologi industri - Psikologi lingkungan
- Psikologi remaja - dan lain-lain.
Faedah praktis mempelajari psikologi perkembangan antara lain:
a. Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
b. Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-ana, remaja, dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
c. Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
d. Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak, sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam mencapai tujuannya.

SEJARAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

1. Sejarah Psikologi Perkembangan
Sebenarnya pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal, pada zaman Romawi dan Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak, walaupun pada zaman itu anak belum dipandang sebagai bentuk manusia yang tersendiri. Pada masa itu sejak kecil anak-anak sudah diikut sertakan bekerja bersama orang-orang dewasa lainnya.
Selama berabad-abad lamanya psikologi hanya merupakan hasil introspeksi dan bagian dari filsafat. Pada abad ke-4 sebelum masehi sekitar tahun 387 SM, Plato mendirikan sekolah filsafat yang bernama Akademi. Plato berpendapat jiwa manusia terbagi atas jiwa badaniah dan jiwa rohaniah. Jika jiwa badaniah akan gugur bersama-sama dengan raga manusianya, jiwa rohaniah tidak pernah berakhir (abadi). Jiwa rohaniah bertumpu pada rasio dan logika dan merupakan bagian jiwa yang tertinggi. Oleh karena itu, tidak akan pernah mati.
Aristoteles (384-322) berpendapat bahwa semua makhlik hidup mempunyai jiwa termasuk manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Setiap benda jasmani mempunyai bentuk dan materi seperti halnya realita yang kita lihat. Bentuk ialah prinsip yang menentukan, sedang materi mempunyai kemungkinan untuk menerima bentuk.
Pada zaman J.A. Comenius (1592-1671) para pendidik sudah mulai memperhatikan sifat-sifat khas yang dimiliki setiap anak. Mengatakan bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai orang dewasa yang bertubuh kecil. Dalam bukunya Didactica Magna, ia menganjurkan agar pengajaran dapat menarik perhatian anak. Oleh karena itu pelajaran harus diragakan supaya anak-anak dapat mengamati, menyelidiki dan mengalaminya sendiri. Dalam proses belajar mengajar aktivitas anak benar-benar diperhatikan.
Pada abad ke-18 Jean Jacques Rousseau (1712-1778) menguraikan pikiran-pikirannya tentang pendidikan anak yang mengatakan “segala-galanya adalah baik sebagaimana keluar dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia”. Bermakna apa yang diperoleh anak menurut alamnya selalu dipandang yang terbaik baginya, tetapi keasliannya akan menjadi rusak bila ditangan manusia. Oleh karena itu para pendidik perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan anak didiknya. Pendidik yang mampu memahami jiwa anak didiknya, dapat menunjnag upaya pendidikan dalam usahanya mencapai tujuan yang lebih baik lagi.
.
2. Metode Psikologi Perkembangan
Teknik dan cara penyelidikan yang dipakai dalam psikologi perkembangan, pada prinsipnya sama dengan cara penelitian yang digunakan dalam ilmu pengetahuan lainnya, sehingga banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam ilmu ini antara lain:
a. Metode Eksperimen dan Tes
Dengan percobaan-percobaan kepada seorang anak untuk selanjutnya disimpulkan hasilnya. Dan biasanya diadakan percobaan ulang untuk mendapatkan hasil untuk dicocokkan dengan hasil pertama (di tes), melalui standar atau ukuran-ukuran tertentu. Metode ini pernah dilakukan oleh A. Binet, A, Simon, dan lain-lain.
b. Metode Klinis
Cara ini diterapkan dalam rangka untuk memperoleh kesimpulan adanya kelainan jiwa untuk selanjutnya dapat diberikan pengobatan. Biasanya dilakukan melalui percakapan, pemberian tugas, permainan. Umumnya metode ini digunakan di Rumah Sakit bagi pasiennya yang dilakukan oleh para psikiater. Metode ini pernah dilakukan oleh Jean Piaget.
c. Metode Observasi
Dengan mengadakan pengaman secara cermat dan sistematis serta membutuhkan adanay keluwesan tertentu (tidak kaku). Agar semua aktivitas anak yang diselidiki selalu wajar. Kegiatan ini harus diiringi dengan pencatatan hasil secara teliti dari gejala yang ada. Metode ini pernah dilakukan oleh : Wilhem Preyer, William Stern bersama istrinya.
d. Cross Section Methode
Dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dalam waktu tertentu untuk selanjutnya hasilnya dibandingkan (disilang) dengan anak setaraf lainnya, dan kemudian disimpulkan sebagai wujud hasil akhir penelitian. Metode ini pernah dulakukan oleh Arnold Gesell.
e. Longitudinal Methode
Operasionalisasi dari metode ini adalah dengan cara meneliti seseorang atau beberapa orang anak tertentu dimulai dari dalam kandungan, sampai lahir hingga dewasatanpa diadakan cross (silang). Di dalam penelitian ini akan kemungkinan gangguan kontinuitas penelitian, antara lain, pindah tempat, meninggal dunia. Metode ini pernah dilakukan oleh Williard C. Olson.
f. Metode Interview
Metode ini sangat lazim dan praktis digunakan oleh para orang tua. Pendidik untuk menyelidiki kondisi anak didiknya dengan cara mengadakan tanya jawab atau wawancara. Walaupun tampaknya sederhana metode inipun membutuhkan adanya keterampilan tersendiri dan menghindari kesan yang dibuat-buat (semu), sehingga menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yajni data yang asli.
g. Metode Questionaire
Penggunaannya cukup dengan menyodorkandaftar pertanyaan yang sudah disistematisasi sedemikian rupa dan diselaraskan dengan tujuan penelitian, untuk dapat dijawab secara tepat dan benar. Yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah bahasa untuk dapat dimengerti oleh anak. Setelah jawaban diperoleh pekerjaan berikutnya adalah menarik kesimpulan.
h. Metode Colection
Dengan mengumpulkan segala sesuatu yang merupakan karya atau kegemaran anak-anak, antara lain: catatan harian, karangan, lukisan, foto, dll. Dari bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan selanjutnya dianalisis serta diambil kesimpulan. Kegiatan ini pernah dilakukan oleh J. Sully.
Agar memperoleh hasil yang baik, maka seyogianya penelitian dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mampu mendeskripsikan atau mengasosiasikan keadaan gejala jiwa yang timbul pada diri anak.
b. Menganalisa atau menelaah gejala jiwa tersebut, dengan mendasarkan pada teori-teori psikologi secara cermat.
c. Menarik kesimpulan, untuk dapat menentukan alternatif kebijaksanaan penyelesaian yang harus segera diambil.

Ditulis Oleh : Unknown ~ Komunitas Blogger Pekalongan

Hasan Ali Sobat sedang membaca artikel tentang PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Karena Adminnya Baik hati dan tidak sombong, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: Get this widget ! ::

0 Comments
Tweets

0 comments:

Next Prev Home